Monday, December 30, 2013

Review The Chocolate Chance Novel (Yoana Dianika)


The Chocolate Chance
Pahit Manisnya Kehidupan

Cinta masa lalu memang tidak mudah untuk dilupakan oleh sebagian orang. Terkadang, bayangannya bisa menjadi penghalang untuk memulai hubungan yang baru di masa depan. Hal ini sangat jelas diungkapkan oleh Yoana Dianika dalam novel terbarunya yang berjudul, The Chocolate Chance. Novel yang terdiri dari 346 halaman ini, mengisahkan tentang seorang gadis berusia dewasa muda, Orvala, yang mengalami berbagai permasalahan hidup, mulai dari kondisi ekonomi keluarganya hingga percintaannya dengan seorang senior yang bernama Juno di masa lalu dan Aruna di masa kini.
Novel ini menggunakan alur gabungan atau campuran di mana pembaca diajak untuk mengenang kembali kisah masa lalu dan juga kondisi masa kini yang dialami oleh tokoh utama. Setiap bab diawali dengan kutipan-kutipan baik dari kata-kata tokoh utamanya sendiri maupun dari tokoh-tokoh terkenal dunia. Kutipan-kutipan tersebut memiliki petunjuk dalam menggambarkan tiap kisah yang akan diceritakan pada bab tersebut. Misalnya:

I am a miser of my memories of you. And will not spend them” (hal. 105).

It has been shown as proof positive that carefully prepared chocolate is as healthful a food as it is pleasant; that it is nourishing and easily digested … that it is above all helpful to people who must do a great deal of mental work” (hal. 138).

Kata memories yang ditebalkan menggambarkan bahwa bab tersebut akan menceritakan masa lalu yang dialami oleh Orvala. Kejadian masa lalunya dapat berupa kisah cintanya bersama Juno, kebahagiaan dan penderitaan ekonomi yang harus dihadapi olehnya karena sang Ayah harus bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bagaimana orang tuanya pada akhirnya pergi untuk selama-lamanya meninggalkan Orvala sendirian menghadapi tantangan hidup, dan awal mula pertemuannya dengan Aruna, cinta masa depannya. Sedangkan, kata chocolate yang ditebalkan menggambarkan bahwa bab yang akan dibaca menceritakan kejadian-kejadian masa kini yang dialami oleh tokoh utama, seperti perasaan bahagianya saat bekerja di Fedde Velten Café yang seluruhnya bertemakan coklat, hubungannya dengan Aruna yang kini telah berjalan hampir dua tahun, dan dilemma yang akhirnya dirasakan oleh Orvala ketika Juno, cinta lamanya, datang untuk merebutnya kembali dari sisi Aruna.
            Melalui novel The Chocolate Chance, penulis ingin menegaskan beberapa hal. Pertama, penulis ingin menyampaikan bahwa seseorang mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya. Apakah ingin terus tenggelam dan terperangkap dalam cinta masa lalu atau mengukir masa depan dengan cinta yang baru, murni dan tulus? Orvala mengalami perasaan dilema yang hebat ketika Juno, sang mantan, kembali mengisi relung hatinya dengan segala perhatian dan peluk hangat yang diberikan. Di sisi lain, Orvala juga sangat mencintai Aruna yang merupakan kekasihnya saat ini. Aruna merupakan sosok lelaki yang hadir di saat Orvala sangat membutuhkan bahu untuk bersandar ketika ditinggal oleh Ibunya untuk selama-lamanya. Keberadaan sosok Aruna juga mampu mencairkan kebekuan hatinya yang telah dikecewakan oleh Juno, pergi tanpa sepatah katapun.
            Perasaan dilema yang dialami Orvala memuncak saat Fidel, sosok wanita yang pernah dicintai Aruna, hadir kembali di tengah-tengah mereka. Orvala merasa bahwa setelah bertemu Fidel, Aruna semakin sering berbohong. Beberapa kali dia melihat Aruna pergi bersama Fidel, akan tetapi dia tak ingin percaya begitu saja sampai suatu saat, ketika dia sedang berada di rumah Juno untuk membicarakan proyek Fedde Velten Café, dia melihat dengan mata kepala sendiri Aruna mengantar Fidel.
            Di lain pihak, Aruna merasa telah dibohongi oleh Orvala karena tidak pernah menceritakan tentang masa lalunya bersama Juno yang adalah sepupunya sendiri. Namun, Aruna bukanlah sosok yang cepat naik pitam dan berlaku kasar. Dia tetap tenang dan menunggu hingga Orvala yang menceritakannya sendiri. Aruna dan Orvala, kedua pasangan ini tidak ingin berusaha untuk mencari kejelasan, tapi tetap tutup mulut dan berasumsi yang bukan-bukan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap saling jujur, saling terbuka satu sama lain dan saling percaya merupakan poin-poin penting dalam berhubungan. Ini adalah  poin kedua yang ingin ditunjukkan oleh penulis.
            Novel ini tidak melulu mengulas tentang percintaan segitiga, namun juga mengisahkan bagaimana seorang gadis seperti Orvala harus berjuang untuk hidup di tengah-tengah kondisi ekonomi yang cukup memprihatinkan. Orang tua yang digambarkan oleh penulis pun memiliki sifat yang bijaksana, tidak pernah mengeluh, sabar, dan penuh kasih. Ayahnya, walaupun telah dipecat dari pekerjaan sebagai juru masak restoran, tetap membanting tulang lebih keras lagi agar Orvala tidak putus sekolah. Berbagai nasehat sang Ayah dan Ibu menjadi pelita bagi Orvala untuk menapaki hidup.
“Ibu, apakah orang bebal dan menyebalkan seperti itu bisa berubah?” Suara Orvala meluruh.
Wanita berdaster ungu itu tersenyum. “Tentu saja. Pada dasarnya semua manusia terlahir baik, Vala.” (hal. 38).

Satu hal paling penting yang harus dijaga seorang wanita hanya satu, Vala. Kehormatannya.” Kalimat peneguran mendiang Ayah terngiang lagi di telingaku (hal. 196).


            Penulis sangat pandai dalam menggambarkan suasana dan kondisi kafe seolah-olah pembaca sedang memasuki ruang demi ruang dan menikmati interior-interior serta aksesoris yang dipajang. Istilah serta filosofi cokelat yang tertuang dalam novel ini pun juga sangat berguna dalam menambah pengetahuan pembaca. Cokelat bukan saja sekedar makanan ringan penghilang stress, namun juga memiliki rasa serta nilai tersendiri yang bisa dianalogikan dengan suatu tahapan atau tingkatan hidup yang dihadapi manusia.
“Fedde Velten Box adalah reminder. Tingkat sukses manusia itu berbeda-beda. Tapi, seberapa pun beda tingkat kesuksesan itu, semua masih bisa dinikmati. Sama seperti cokelat praline mini yang ada di dalam boks tersebut. Walaupun pahit tanpa gula, masih ada orang yang menyukai cokelat seperti itu. Dengan kata lain, kesuksesan manusia tidak bisa diukur secara mutlak. Semua relatif dan bergantung penilaian, kan, ya?” (hal. 57).

            The Chocolate Chance merupakan sebuah novel yang menggunakan cokelat sebagai suatu ‘pusat’ terjadinya segala cerita tentang kehidupan Orvala. Sang Ayah yang sangat menggilai cokelat dan selalu mengajarkan Orvala menyeduh minuman cokelat yang baik dan benar dengan penuh perasaan, Juno, sang kekasih masa lalu, yang juga sangat menyukai cokelat, dan Aruna, pemilik Fedde Velten Café, yang mempunyai cita-cita agar cokelat yang dibuat oleh kafenya bisa diproduksi secara besar-besaran dan dikenal luas oleh siapa saja dan di mana saja. Cokelat juga lah yang membuat hubungan Aruna dan Orvala semakin lama semakin dekat hingga berjalan selama dua tahun, dan mempertemukan kembali Orvala dan Juno.
Novel The Chocolate Chance mengumpamakan cokelat seperti hidup yang terkadang manis dan terkadang pahit. Bagaimana seseorang harus mampu mengambil hikmah serta pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi dan setiap kejadian, baik indah maupun buruk, harus dihadapi bukan dihindari sambil tetap berusaha melakukan yang terbaik dan tidak pernah berhenti untuk mewujudkan mimpi walaupun terlihat mustahil dan tidak mungkin di mata orang lain.


No comments:

Post a Comment